Senin, 08 Desember 2008

Pewarna batik

Pewarna batik secara umum terbagi 2

a. Pewarna sintetis

Yaitu zat pewarna pabrikan berupa serbuk yang dicampur dengan air sesuai kadar kepekatan
warna yang dikehendaki. Yang pernah dipraktekkan penulis ada 2 jenis yaitu Napthol dan
indigosol. Untuk membangkitkan warna kedua jenis zat kimia ini berbeda

  • Setelah kain dicelup ke zat warna indigosol ( misal orange) kain harus terkena cahaya matahari , setelah warna orangenya timbul baru dicelupkan ke larutan Air dicampul HCL agar warna nya tahan lama, kemudian lakukan proses pelorodan.
  • Jika menggunakan pewarna napthol setelah dicelup ke warna napthol, celupkan ke larutangaram napthol untuk menimbulkan warnanya lakukan berulangkali jika warna kurang pekat. Lakukan seperti penggunaan indigosol.


b. Pewarna alami.

  • Adalah zat warna yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan baik dari akar, kulit kayu, kayu,
  • buah maupun daun. al. daun jati ( marun), daun mangga (hijau muda), akar mengkudu (pink)
  • Teknis memperoleh bahan pewarna kebanyakan dengan cara merebus bahan/media hingga
  • warna keluar dan menjadi larutan
  • Pewarnaan adalah dengan mencelupkan kain pada larutan kemudaian dicelupkan kembali
  • ke larutan fixsasi ( penguat warna) al. air kapur ( untuk warna lebih terang) , tawas ( untuk warna lebih tua ).

Plus minus pewarna kimia dan alami.

Pewarna alami lebih ramah lingkungan karena bahan-bahannya dari tumbuh-tumbuhan sekitar,
warna cenderung dop (lembut) sejuk dipandang, mungkin terlihat kusam, butuh perawatan khusus agar warna tidak cepat pudar. Pewarna sintetis lebih kuat dengan warna yang ngejreng mudah dan murah perawatannya namun kurang ramah lingkungan terutama limbahnya.

Memulai membatik

Untuk memulai proses pembatikan diperlukan material sbb :
1. Kain mori ( kain katun )
2. Canting atau kuas.
3. malam ( lilin/wax)
4. Wadah pemanas malam ( wajan kecil)
5. Kompor minyak tanah atau listrik.
6. Pensil

7. Pewarna kain ( pewarna sintetis dapat dibeli di toko penyedia material batik)
8. Zat kimia untuk fixsasi/penguat warna ( lihat posting zat pewarna batik)
9. Panci/wadah untuk melorod malam.


Secara simpel langkah pembatikan sbb :

1. Gambar pola batik pada kain mori sesuai dengan keinginan menggunakan pensil.
2. Panaskan malam pada wajan lalu gunakan canting untuk membatik mengikuti pola pada kain.

Bisa juga digunakan kuas ( tahan panas) untuk menutup bidang yg luas.

3. Celupkan kain yg sudah dibatik pada pewarna batik.
4. Celupkan ke zat kimia penguat warna.
5. Rebus kain untuk meluruhkan/lorod malam.

Jadi pola yang dibatik/ditutup malam, tidak terwarnai ( putih/warna dasar)

Sejarah batik

Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "titik". Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan "malam" (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya "wax-resist dyeing".

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini.
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. ( sumber Wikipedia )